.:: "IJA KHAM BEGUAI JEJAMA" ::. Welcome to my site "Krui Lampung Barat"
'Ayo kita bangun dan gali potensi Kekayaan Alam Indonesia khususnya daerah Lampung Barat (Krui & Sekitarnya) dengan tidak menghilangkan tradisi leluhur kita agar pembangunan semakin maju dan berkesinambungan...'

Selasa, 23 Februari 2010

Sastra Lampung


Sastra lisan

Sastra lisan Lampung menjadi milik kolektif suku Lampung. Ciri utamanya kelisanan, anonim, dan lekat dengan kebiasaan, tradisi, dan adat istiadat dalam kebudayaan masyarakat Lampung. Sastra itu banyak tersebar dalam masyarakat dan merupakan bagian sangat penting dari khazanah budaya etnis Lampung.

Jenis sastra lisan Lampung

A. Effendi Sanusi (1996) membagi lima jenis sastra tradisi lisan Lampung: peribahasateka-tekimanterapuisi, dan cerita rakyat.

Sesikun/sekiman adalah bahasa yang memiliki arti kiasan atau semua berbahasa kias. Fungsinya sebagai alat pemberi nasihat, motivasi, sindiran, celaaan, sanjungan, perbandingan atau pemanis dalam bahasa.

Seganing/teteduhan (teka-teki)

Seganing/teteduhan adalah soal yang dikemukakan secara samar-samar, biasanya untuk permainan atau untuk pengasah pikiran.

Memmang (mantra)

Memmang adalah perkataan atau ucapan yang dapat mendatangkan daya gaib: dapat menyembuhkan, dapat mendatangkan celaka, dan sebagainya.

Warahan (cerita rakyat)

Warahan adalah suatu cerita yang pada dasarnya disampaikan secara lisan; bisa berbentuk epos, sage, fabel, legenda, mite maupun semata-mata fiksi.

Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang secara imajinatif dan disusun dengan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin.




Bentuk-bentuk puisi lisan Lampung

Berdasarkan fungsinya, ada lima macam puisi dalam khasanah sastra tradisi lisan Lampung: paradinei/paghadini,pepaccur/pepaccogh/wawancanpattun/segata/adi-adibebandung, dan ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang.

Paradinei/paghadini

Paradinei/paghadini adalah puisi tradisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat. Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan.
Contoh:
Jak banding sikam jinna
Lupa mak singgah jondong
Kubimbing niku jinna
Mukhawan niku khatong

Mawat kutattak lada
kammak jukuk ni lamon
Mawat kubuka cawa
kammak cawa sai temmon

Si gisting nangun mikhing
jalan berliku liku
Najin dunia giccing
bacak sapai di niku

Pepaccur/pepaccogh/wawancan

Pepaccur/pepaccogh/wawancan adalah puisi tradisi Lampung yang berisi nasihat atau pesan-pesan setelah pemberian adok (gelar adat) kepada bujang-gadis sebagai penghormatan/tanda telah berumah tangga dalam pesta pernikahan. Pemberian adok (gelar adat) dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah butetah atau istilah lainnnya, ngamai dan nginai adekngamai ghik ngini adok, dan kabaghan adok atau nguwaghko adok.

Pattun/Segata/Adi-Adi

Pantun/segata/adi-adi adalah salah satu jenis puisi tradisi Lampung yang lazim di kalangan etnik lampung digunakan dalam acara-acara yang sifatnya bersukaria, misalnya pengisi acara muda mudi nyambai, miyah damagh, kedayek.
Contoh pattun/segata:
Bukundang Kalah Sahing
Numpang pai nanom peghing


Titanom banjagh capa


Numpang pai ngulih-ulih


Jama kutti sai dija

Adek kesaka dija


Kuliak nambi dibbi


Adek gelagh ni sapa


Nyin mubangik ngughau ni

Budaghak dipa dinyak


Pullan tuha mak lagi


Bukundang dipa dinyak


Anak tuha mak lagi

Payu uy mulang pai uy


Dang saka ga di huma


Manuk disayang kenuy


Layau kimak tigaga

Nyilok silok di lawok


Lentera di balimbing


Najin ghalang kupenok


Kidang ghisok kubimbing

Kusassat ghelom selom


Asal putungga batu


Kusassat ghelom pedom


Asal putungga niku

Kughatopkon mak ghattop


Kayu dunggak pumatang


Pedom nyak sanga silop


Min pitu minjak miwang

Indani ghaddak minyak


Titanom di cenggighing


Musakik kik injuk nyak


Bukundang kalah sahing

Musaka ya gila wat


Ki temon ni peghhati


Ya gila sangon mawat


Niku masangkon budi

Ali-ali di jaghi kiri


Gelang di culuk kanan


Mahap sunyin di kutti


Ki salah dang sayahan

Bebandung

Bubandung adalah puisi tradisi Lampung yang berisi pertuah-petuah atau ajaran yang berkenaan dengan agama Islam.

Ringget/Pisaan

Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat, pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria, pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi (nyambai, miyah damagh, atau kedayek), senandung saat meninabobokan anak, dan pengisi waktu bersantai.
Sumber : Wikipedia bahasa Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar