.:: "IJA KHAM BEGUAI JEJAMA" ::. Welcome to my site "Krui Lampung Barat"
'Ayo kita bangun dan gali potensi Kekayaan Alam Indonesia khususnya daerah Lampung Barat (Krui & Sekitarnya) dengan tidak menghilangkan tradisi leluhur kita agar pembangunan semakin maju dan berkesinambungan...'

Minggu, 03 April 2011

LESTARIKAN BUDAYA HAHIWANG

Hahiwang adalah bentuk sastra tutur tradisional milik masyarakat adat Lampung, terutama masyarakat adat 16 Marga Pesisir Krui.Hahiwang merupakan tradisi sastra tutur masyarakat Krui, Lampung Barat yang hampir punah karena tidak semua orang yang mampu membawakannya
Istilah hahiwang dikenal juga dengan nama highing-highing. Istilah ini dikenal di lingkungan masyarakat Lampung Pemanggilan Jelema Daya (Komering). Istilah wayak/muayak dikenal di lingkungan masyarakat Lampung Barat khususnya di daerah Belalau. Istilah atau namanya berbeda, tetapi yang dimaksud oleh setiap istilah itu adalah sama, yakni salah satu jenis sastra lisan Lampung yang berbentuk puisi yang lazim digunakan sebagai:
  1. Pengantar acara adat 
  2. Pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria
  3. Pelengkap acara cangget ’tarian adat’
  4. Pelengkap acara muda-mudi yang dikenal dengan istilah jagodamar/jagadamagh atau kedayek/kedayok
  5. Senandung pada saat menidurkan anak 
  6. Pengisi waktu bersantai.
Budaya "Hahiwang" juga merupakan seni melantunkan syair sastra Lampung, yang di dalamnya terkandung makna dan pesan moral, biasanya dibawakan pada acara adat juga hajat, untuk memberikan pesan bagi yang melaksanakannya.
Dewasa ini Seni Hahiwang semakin hari semakin menghilang dari tengah masyarakat, semua terlarut dengan budaya modern yang dianggap sebagai budaya yang pantas berkembang di era sekarang.
Seniman "hahiwang" di Krui dulu H.Abdulloh (Alm) orang tua kami (dulu tinggal di La'ay/bah Kekarek) sering tampil  kalau ada acara di Kecamatan Pss.Tengah Krui dan yang masih bertahan sekarang adalah Mamak Lawok (63) di Pekon (Desa) Pahmungan, Kecamatan Pesisir Tengah, Lampung Barat
Generasi muda saat ini sudah terkontaminasi pada budaya barat, yang tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua untuk membimbing mereka dalam mencintai budaya asli Lampung Barat.

Contoh : Hahiwang

Kipak kerja di jepang....
Taru kik radu tegi.....
Tugok waktu sembahyang....
Nyembah pai ilahi....
Kalau jiwa ram tenang....
Tiguwai ko kayunanni....
Kipak banguk ram lalang...
Iingokkon YA di hati....
Kik ram radu telantang....
Radu mayit gelarni.....
Mak guna pak buhiwang...
Sesol mak guna lagi....
Tano ram lagi tandang....
Rani bukiser dibi....
Dang bangiki lagi terang...
Kak lagi goh debingi....
Sunyinni haga mulang....
Rasio ni Ilahi...
Najin harta segudang....
Seno tipek sunyinni....
jasad ni lom liang....
Kain handak bungkusni...
Ruh ni radu melayang...
Muloh di zat sai suci....
Sai tepek tinggal miwang....
Mak ngEdok tulung lagi.....!!

Mudah-mudah ini sebagai sumbangsih sebagai anak Lampung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar